Agro Wisata Klengkeng Borobudur
Kebijakan Presiden RI Pak Jokowi menetapkan Borobudur menjadi salah satu program pengembangan “Kawasan Sentra Pariwisata Nasional (KSPN)” yang pencangannya telah dilaksnakan beberapa waktu yang lalu . Kawasan Borobudur menjadi KSPN tentu menuntut masyarakat sekitar agar mampu menata diri menyambut destinasi wisata yang mendapatkan perhatian yang penuh dari pemerintah pusat sehingga masyarakat Borobudur dapat menampak setiap peluang program tersebut meningkatkan perekonomian. Konsekuensi program KSPN setia aspek pembangunan di Borobudur tentumya harus terkoneksi pengembangan pariwista Borobudur. Melaksanakan program dengan genjar dan terkoneksi bidang satu dengan yang lain tentu akan memberikan hasil yang optimal yang didukung masterpland bagus dan terintegrasi.
Konsep pengembangan pariwista Borobudur dengan formula bagimana agar wisatawan yang berkunjungan di kawasatau Borobudur waktu singgah untuk lebih lama 3-4 hari menikmati pesona wisata Borobudur,karena Kawasan Borobudur sudah tersedia 20 balkondes, homestay, hotel dan penginapkan.
Hal ini tidak berlebihan karena berdasarkan data bahwa kunjungan wisatawan dikawasan Borobudur menjadi hampir 4 juta org/tahun baik itu wisatawan domestik maupun mancanegara. Tentu ini menjadi peluang besar bagi masyarakat pemerintah daerah untuk mampu menangkap peluang khususnya dunia pertanian dikawasaan Borobudur. Konsep pemikiran menjadikan pertanian salah satu unggul pendapatkan incame bagi warga dan pemerintah setempat.
Daya dukung potensi wilayah baik sumberdaya alam maupun sumberda manuasi yang di miliki Kecamatan Borobudur tentu akan mempermudah tercapainya pengembangan kawasan wisata menjadi primadona usaha yang mempunyai prospek cerah untuk terus dikembangkan.
Salah satu bidang yang bergeliat terus dikembangan adalah bidang pertanian yang tenyata menjadi salah satu sumbermata pencaharian mayoritas pendudukan di Kecamatan Borobudur untuk terus dikembangkan. Kecamatan Borobodur mempunyai luas wilayah 5.456,2 ha terdiri sawah, tegal dan pekarangan, dimana potesni lahan pekarangan 1.429,4 ha yang poetnsial untuk dikembangkan tanaman buah-buahan.
Kebijakan pengembangan tanaman buah dikawasan Borobudur tetap melihat potensi lahan yang ada. Komoditas tanaman buah yang ingin dikembangkan adalah tanaman klengkeng. Tanaman klengkeng sekarang menjadi primadona sudah banyak dikembangkan oleh warga masyarakat maupun kelompok-kelompok tani dan badan usah desa / Bumdes. Daya tarik klengkeng pemeliharaan tidak begitu rumit, perkembangan tanaman cepat, buaha rasanya manis legit, eunak. Buah klengkeng menjadi perburuan konsumen utama wisatawan yang datang kawasan Borobudur sebagi oleh-oleh buah tangan dari Borobudur. Luas tanaman klengkeng saat ini hampir mencapai 25 ha yang terdiri tanaman tua dan muda.
Buah klengkeng yang eksotis dapat dinikmati langsung wisatawan dikawasana sekitar Borobudur, baik di toko buah, pasar radisonal maupun dikebun klengkeng. Beberapa lokasi pengembangan klengkeng berada diwilayah desa Borobudur, Wanurejo, Ngargogondo,, Sambeng, Tuksongo dan Wringinputih . Ada beberapa lokasi yang menawarkan model wisata petik langsung buah klengkeng dipohon, ditimbang lalu dibayar sensai makan buah klengkeng dikebun amat mengasyikan sembari memandang untean perbukitan menoreh yang indah dan cantik, terarsa asri dan sejuk ditambah dapat juga memandang stupa candi Borobudur yang menjulang tinggi, disamping itu wisatawan juga bisa belajar tentang budidadaya klengkeng yang ditawarkanoleh kebun klengkeng Bumdes Desa Borobudur yang berada di Dusun Jagan, Borobobudur.
Untuk menunjang keberhasilan dan keberlanjutkan tanaman kelnegkeng di Kawasan Borobudur pemerintah Kabupaten Magelang melalui Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang yang di dukung dari Direktorat Jendral Hortikultura mencoba membuat terobos pengembangan Kawasan klengkeng melalui APBN seluas 20 ha untuk tahun 2020 ini. Tujuan dari pengembangan klengkeng ini adalah untuk memperluas dan meningkatan keberhasilan dan keberlangsungan komoditas unggulan.
Pencanganan secara simbolis dilakukan oleh Ketua TP PKK Kabupaten Magelang beliau Ibu Tanti Zaenal Arifin di lahan sekitar Kawasan balkondes Desa Ngargogondo yang di damping oleh Ka.bid Tanaman Pangan dan Hortikultura Bu Ade Kuncoro beserta Koordinator BPP Kecamatan Borobudur , pemdes dan masyarakat setempat.
Menurut Ade Kuncoro selaku Kabid TPH distanpangan Kabupaten Magelang dalam laporannya pengembangan tanaman klengkeng seluas 20 ha yang di kembangkan di 4 desa tersebut diharapkan mampu mendukung agro wisata Borobudur sekaligus guna meningkatkan hasil dan pendapatan petani buah.
Bu Tante Zaenal Arifin sebagai ketua TP PKK Kabupaten Magelang memberikan apresiasi yang tinggi atas peran serta semua untuk mendukung program pengembangan tanaman klengkeng dikawasan Borobudur berharap tanaman klengkeng ini mampu menjadi primadona bagi wisatawan sebagai lah satu tujuan kunjungan wisatawan dan buah klengkeng nantinya akan jadi buah tangan khas Borobudur yang akan dibawah oleh wisatan . Saya juga berharap banyak tanaman kelngkeng mampu memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat Borobudur sekaligus menjadi salah satu tujuan kunjungan wisatawan.
Dinas pertanian dan pangan Kabupaten Magelang melalui Koordinator BPP Kecamatan Borobudur berharap Kawasan Borobudur akan menjadi econ agro wisata di Jawa tengah yang setarap dengan Batu, Malang.
Pengembangan agro wista Borobudur yang berbasis pada tanaman buah memang menjadi sah satu daya tarik yang perlu terus di optimalkan karena melihat selama ini Borobudur terkenal buah-buah andalan seperti klengkeng, rambutan, papaya,mangga dn lan sebagainya.
Klengkeng selama ini menjadi salah satu buah yang masuk kategori buah executive dimana buah manis, legit, kenyal dan bersahabat dilidah dan dapat dinikmati oleh banyak orang karena jumlah banyak dalam satu kilogramnya.. Tanaman klengkeng mampu di kembangkan dilahan tegalan sebagai tanaman konversi tanaman yang selama ini hasilnya tidak maksimal, sehingga tanaman klengkeng akan mampu menjadi komoditas untuk optimalisasil lahan bagi petani untuk menjadi sumber matapencaharian yang handal.
Oleh karena itu untuk mewujudkan hal tersebut perlu kekompakan dan sinergisitas semua pihak baik pemerintah, petani, kelompok tani dan kelembagaan tani lain satu langkah mewujudkan Borobudur yang gumegrah, santun. (Sutrisno, SP Koordinator BPP Kec.Borobudur)